s

Jumat, 06 Januari 2012

MANNAJEMEN KONFLIK

Sebelum kita membahas tentang manejemen konflik itu apa gamblangnya baiknya kita cari dulu ni apa arti manajemen dan konflik itu.ok kita bahas dulu dari manajemen,yakni sebuah pengaturan dari sebuah organisasi atau usaha,sedang konflik yaitu suatu kondisi yang tidak sesuai dengan kehendak atau keinginan yang diinginkan.Ada beberapa tokoh menyebutkan tentang arti konflik itu sendiri:
Menurut Nardjana (1994) Konflik adalah akibat situasi dimana keinginan atau kehendak yang bebeda atau berlawanan antara satu dengan yang lain,sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu.
Menurut Kilman dan Thomas (1978) Konflik adalah merupakan kondisi terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai,baik yang ada dalam individu maupun dalam hubungan dengan oranglain.Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi atau strees yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja (wijoyo,1993,p.4)
Menurut Stoner Konflik Organisasi adalah mencakup ketidaksepakatan soal alokasi sumberdaya yang langka atau perselisihan soal tujuan,status,nilai,presepsi,atau kepribadian.(wahyudi,2006:17)
Daniel Webster mendefinisikan konflik sebagai:
1.Persaingan atau pertentangan antara pihak-pihak yang tidak cocok satu sama lain
2.Keadan atau perilaku yang bertentangan (Pickering,2001)


Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik.Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi(termasuk tingkah laku)dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan(interests) dan interprestasi.Bagi pihak luar (diluar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik.Hal ini karena komunikasi efektif diantara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.
Menurut Ross(1993)bahwa manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang mengambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan kearah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan,hal positif,kreatif,bermufakat,atau agresif.Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan diri sendiri,kerjasama dalam memecahkan masalah(dengan tanpa bantuan pihak ketiga)atau pengambilan keputusan oleh pihak ketiga.Suatu pendekatan yang berorientasi pada proses manajemen konflik menunjuk pada pola komunikasi(termasuk perilaku)para pelaku dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentiangan dan penafsiran terhadap konflik.

Ciri-ciri konflik menurut Wijono (1993-37) adalah:
1.stidaknya ada dua pihak baik perorangan maupun kelompok yang terlibat dalam suatu interaksi yang berbeda.
2.Paling tidak timbul pertentangan antara dua pihak untuk melakukan tujuan.memainkan peran dan ambigus
3. Munculnya interaksi yang seringkali ditandai oleh gejala-gejala yang direncanakan untuk saling meniadakan,mengurangi,dan menekan terhadap pihak lain agar dapat memperoleh keuntungan saperti status,jabatan,tanggung jawab,pemenuhan berbagai kebutuhan fisik:sandang pangan,materi,kesejahteraan,atau tunjangan tertentu.
4.Munculnya tindakan saling berhadap-hadapan sebagai akibat pertentangan yang berlarut-larut.
5.Munculnya ketidakseimbangan akibat dari usaha masing-masing pihak yang terkait dengan status,kedudukan,pangkat,golongan,dan lainnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi konflik
Ada 2 faktor yang mempengaruhi konflik yakni intern dan ekstern.faktor intern adalah:
1.kemantapan organisasi
Organisasi yang mantap lebih bisa menyesuaikan diri sehingga meminimalisir konflik
2.sistem nilai
Sekumpulan batasan yang meliputi landasan maksud dan cara berinterksi suatu organisasi
3.Tujuan
Tujuan dapat menjadi dasar tingkah laku suatu organisasi
4.Sistem lain dalam organisasi
Seperti sistem komunikasi,sistem kepemimpinan,sistem pengambilan keputusan,sistem imbalan dan lain-lain

Faktor Eksternnya adalah:
1.Keterbatasan sumber daya
Kelangkaan suatu hal yang dapat menumbuhkan persaingan dan seterusnya dapat berakhir menjadi konflik
2.Kekaburan aturan/norma di masyarakat
Hal ini memperbesar peluang perbedaan persepsi dan pola bertindak.
3. Derajat ketergantungan dengan pihak lain
Semakin tergantung suatu pihak dengan pihak lain semakin mudah konflik terjadi.
4.Pola interaksi dengan pihak lain
Pola yang bebas memudahkan pemamparan dengan nilai-nilai lain sedangkan pola tertutup menimbulkan sikap kabur dan kesulitan penyesuaian diri.

Penanganan konflik
Untuk menangani konflik dengan efektif,kita harus mengetahui kemampuan diri sendiri dan juga pihak-pihak yang mempunyai konflik.Ada beberapa cara untuk menangani konflik antara lain:
1.Intropeksi diri
Bagaimana kita bisa mengadapi konflik?Gaya apa yang biasanya digunakan?Apa saja yang menjadi dasar dan persepsi kita.Hal ini penting untuk dilakukan sehingga kita dapat mengukur kekuatan kita.
2.Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat
Sangat penting bagi kita untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat.Kita dapat mengidentifikasi kepentingan apa saja yang mereka miliki,bagaimana nilai dan sikap mereka atas konflik tersebut dan apa perasaan mereka atas terjadinya konflik.Kesempatan kita untuk sukses dalam menangani konflik semakin besar jika kita melihat konflik yang terjadi dari semua sudut pandang.
3.Identifikasi sumber konflik
Seperti dituliskan diatas,konflik tidak muncul begitu saja.Sumber konflik sebaiknya dapat teridentifikasi sehinggan sasaran penanganannya lebih terarah kepada sebab konflik.
4.Mengetahui pilihan penyelesaian atau penanganan konflik yang ada dan memilih yang tepat.


SUMBER:
                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar