s

Senin, 09 Januari 2012

PEMBAGIAN KERJA

Pembagian kerja adalah merupakan penjadwalan kerja personila karyawan di suatu perusahaan.Fungsi pembagian kerja ini untuk memudahkan dan menghindarkan bentrok kerja.Diwujudkan untuk mengelompokan tugas sesuai dengan tanggung jawab masing-masing personil atau unit kerja.Dengan jadwal ataupun definisi pembagian pekerjaan akan disesuaikan dengan kemampuan seorang atau unit lebih terlihat,dan yang jelas lebih mengurangi tingkat kerumitan.Yang pastinya akan lebih efektif dan efisiensi.Dalam perusahaan taupun organisasi memiliki tingkat manajemennya masing-masing ,dari tingkat manajemen atas(top manager) atau (SPL) Stategic Planing Level,Midle manager atau (MCL) Manajement Control Unit,Tingkat manager paling bawah atau (OCL)Operational Control Level.Penjelasan dari tingkatan ini adalah:
1.Top manager (SPL) Strategic Planing Level
            Adalah Tingkat manager paling atas yaitu tugasnya adalah sebagai pembuatan Rencana/planing.Perumusan strategi dan sasaran.Biasanya tingkat management ini mengambil informasi dari lingkungan luar,maksutnya karna pentingnya informasi ini untuk kepentingan apa yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat luas,dengan begini si manager ini membuat rencana apa yang harus dikerjakan oleh perusahaannya agar hasil produksinya nanti dapat mendapat minat tinggi dari konsumen luas.Dan juga dalam hal pelaporan keadaan di perusahaan atau organisasi tingkat ini lebih mengambil informasi perusahaan secara ringkas saja.misal omset bulan ini mencapai target atau tidak,dan berapa jumlahnya,tingkat ini hanya menerima laporan akhir saja.karena tugas untuk membuat laporan sudah ada yang mengerjakannya.
2.Midle Manager (MCL) Management Control Level
            Adalah tingkatan manager tengah bertugas pengendalian managemen,Yaitu  membuat rumusan anggaran dan alokasi sumber daya.Melaksanakan tugasnya yang informasinya bersumber dari internal.dan membuat laporannya secara rinci karena dia bertanggng jawab melaporkana hasil dan kondisi perusahaan atau organisasi.
3.Tingkat bawah manager (OCL) Operational Control Manager
            Adalah tingkatan manager paling bawah bertugas pengendalian operasional,yaitu pengendalian aktivitas dan laporan prestasi.Ikatan manajemen yang bertanggung jawab atas pekerja dibawahnya.Tingkat ini mengambil informasi dari internal,karena mengerjakan apa yang akan dilakukan oleh karyawan atau personil sesuai dengan rancangan dari manajement tingkat atas.Membuat laporan hasil kerja atau transaksi diperusahaan dengan rinci,karena tingkat ini bertugas melaporkan semua hal yang ada dalam perusahaan.

Dengan adanya pembagian kerja seperti diatas memudahkan pekerjaan dan terorganisasi.masing-masing divisi mempunyai tugas masing-masing.

Sumber:
Materi Arimbi kurniasari,Sistem informasi tingkat pertama.Universitas Gunadarma.

Pentingnya Pengawasan dalam Pekerjaan

Mengingat pengertian pengawasan yaitu kegiatan untuk meyakinkan dan menjamin bahwa tugas dan pekerjaan telah dilakukan sesuai dengan  rancangan yang ditetapkan(SOP).Pengawasan penting sekali karena dijadikan tolak ukur dalam memberikan penilaian terhadap pekerjaan/tugas seseoarang ataupun kelompok dalam sebuah usaha dan organisasi.Pengawasan sangat dibutuhkan dalam organisasi untuk menjapai cita-cita dan tujuan dari organisasi tersebut.Salah satu dari lima fungsi dasar manajemen adalah kontrol atau pengawasan yang berfungsi untuk membantu memastikan apakah aktifitas yang dilakukan karyawan administrasi sesuai dengan tujuan dan cita-cita yang diinginkan.Selain itu juga fungsi ini dapat digunakan untuk memfasilitasi bagaimana melakukan perbaikan dan evaluasi terhadap hasil kerja.Pengawasan merupakan tanggung jawab pimpinan namun karena tidak mungkin pimpinan melakukan tugasnya sendiri maka tugas pengawasan ini dilimpahkan ke unit pengawasan.Namun dalam pengawasan ini pimpinan akan dibantu oleh beberapa manager yang bertugas dibidangnya masing-masing sehingga memungkinkan hasil tugas pengawasan lebih efektif dan efisien.Sebagian pihak masih menganggap pengawasan ini tidak begitu penting dan disalah artikan fungsinya.Tetapi dalam organisasi modern dan dalam perusahaan berstandar komplek semakin diperlukan adanya proses pengawasan.Perkembangan modern yang semakin komplek yang berkaitan dengan kontrol ini memungkinkan  fungsi kontrol ini berkembang dari segi teori dan penerapannya.Awalnya kontrol dipandang sebagai kegiatan yang sifatnya pemaksaan kekuasaan sampai akhirnya merupakan fungsi  yang difokuskan pada sikap perilaku individu yang memiliki dan berbagai sifat.Teknik pengawasan ini semakin diperjelas dan disederhanakan agar lebih mudah pemahamannya dan meminimalisir salah penafsiran.Pengawasan dalam adsminitrasi sangat diperlukan karena beberapa alasannya pengawasan ini digunakan untuk membuat standar prestasi yang dimaksutkan untuk menaikan efisiensi dan menekan biaya.Misalkan penggunaan time dan motion studies,pelaksanaan pemeriksaan,dan pembuatan pedoman tertulis.Pengawasan dimanfaatkan oleh perusahaan dari kemungkinan pencurian,pemborosan,serta penyalahgunaan.Misalnya penekanan terhadap tanggung jawab divisi,pemisahan tugas,pengamanan harta dan pencatatan,penetapan prosedur otoritas.Pengawasan dirancang untuk menetapkan batas wewenang yang didelegasikan oleh manajemen tingkat atas (top manager).Pengawasan juga digunakan untuk mengukur prestasi kinerja karyawan.Pengawasan juga dirancang untuk perencanaan dan penyusunan program kerja.Pengawasan adsminitrasi mempunyai peranan yang besar dalam pencapaian keberhasilan apabila memenuhi kriteria.Namun proses pengawasn tidak mungkin maksimal jika tidak didukung oleh tingkat manager atas.Proses pengawasan juga disesuaikan dengan pekerjaan dan tujuan dari organisasi.Apabila dalam proses pengawasan berhasil keuntungan atau kelebihan yaitu misalkan Tujuan akan diwujudkan lebih cepat,lebih mudah dicapai,menciptakan suasana keterbukaan,kejujuran dan transparan,menimbulakan saling percaya dan menghilangkan rasa curiga dalam organisasi,Menumbuhakan  perasaan aman dihati setiap orang dalam organisasi sehingga mendorong kondisi jiwa dan pikiran yag sehat,memupuk rasa memiliki perusahaan atau organisasi,meningkatkan rasa tanggung jawab personil,Meningkatkan rasa percaya diri dan meningkatkan produktifitas yang akhirnya mempercepat pencapaian tujuan.
Dari uraian sedikit tentang proses pengawasan ini,dapat kita lihat betapa penting dan dibutuhkanya dalam suatu organisasi.Bukan hanya organisasi atau perusahaan yang diuntungka karena adanya pengawasan ini tapi juga personilnya karena menambah daya untuk bekerja lebih baik sehingga dapat memiliki prestasi dalam pekerjaannya,juga menambah rasa tanggung jawab terhadap sesuatu yang sedang dikerjakannya.


SUMBER:
http://juwita.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files/3447/kk-000124.doc

Minggu, 08 Januari 2012

Tahap Proses Dalam Pengawasan


Sebelum kita membahas inti tentang tahap pengawasan mari kita ingat-ingat lagi tentang pengertian pengawasan biar ga lupa gitu....
A.Pengertian Pengawasan
                Suatu usaha sistem yang digunakan untuk menetapkan standard pelaksanaan tujuan yang sudah direncanakan.Merancang sistem informasi umpan balik,membandingkan kegiatan nyata dengan standard yang telah ditetapkan sebelumnya,menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan tindakan yang diperlukan.Nah sekarang kita bahas tentang tahap-tahap dalam proses pengawasan:
1.Menetapkan standard pelaksanaan (Perencanaan atau Planning)
                Penetapan standard adalah suatu ukuran yang dapat digunakan untuk menilai hasil-hasil perencanaan yang akan dicapai.Perencanaan itu mempunyai maksut mencapai tujuan,sasaran,target perencanaan,anggaran,margin keuntungan,keselamatan kerja dan sasaran produksi.Disini terdapat 3 bentuk standard umum adalah:
1.       Standard fisik meliputi kuantitas barang jasa,jumlah langganan atau kualitas produk
2.       Standard moneter,Yang ditujukan dalam nilai rupiah dan mencakup biaya tenaga kerja,biaya penjualan,laba kotor dan pendapatan sales
3.       Standard waktu yang meliputi kecepatan produksi-produksi atau batas waktu untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
               
2.Penentuan Pengukuran Pelaksanaan kegiatan
                Penetapan standard akan sia-sia apabila tidak disertai dengan cara mengukur pelaksanaan kegiatan,oleh karenanya tahap kedua dalam pengawasan adalah menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat.

3.Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan Nyata
                Setelah pengukuran dan monitoring(pengawasan) ditentukan pengukuran pelaksanaan dilakukan sebagai proses yang berulang-ulang dan terus menerus.Ada beberapa langkah untuk pelaksanaan pengukuran,yakni antara lain:
1.       Pengamatan(Observasi) yakni melakukan pengamatan terhadap objek yang dijadikan bahan pekerjaan.
2.       Laporan-laporan Lisan Tertulis yakni membuat laporan yang didapat dari hasil pengamatan terhadap objek,untuk dijadikan bahan langkah yang akan dilaksanakan selanjutnya
3.       Metode-metode otomatis yakni melaksanakan pengukuran dengan menggunakan metode yang telah ditentukan
4.       Inspeksi Pengujian (test) atau dengan mengambil sample yakni melakukan pengujian terhadap objek yang telah didapat dan proses apakah objek tersebut layak atau tidak,bahkan diperlukan sample untuk percobaannya itu malah menguatkan hasilnya.

4.Pembandingan Pelaksanaan kegiatan dengan Standard dan Penganalisa Penyimpangan-penyimpangan
                Tahap kritis dari proses pengawasan adalah perbandingan pelaksanaan yang telah dirancang atau standard yang telah ditentukan.Walaupun tahap ini gampang dilakukan,namun sering terjadi komplektivitas pada saat adanya penyimpangan(Deviasi).Penyimpangan haruslah dilakukan penganalisaan untuk menentukan sebab standard itu tidak tercapai.

5.Pengambilan Tindakan Koreksi
                Jika hasil analisa menunjukan perlunya tindakan koreksi,tindakan ini haruslah diambil.Tindakan koreksi dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk.Standard mungkin dapat dirubah,Pelaksanaan diperbaiki ataupun keduanya dilakukan secara bersamaan.Tindakan koreksi dapat berupa:
1.       Mengubah standard mula-mula(kemungkinan terlalu tinggi atau rendah)
2.       Mengubah pengukuran pelaksanaan(inspeksi terlalu sering frekwensinya atau kurang bahkan mengganti sistem pengukuran tersebut)
3.       Mengubah  tata cara dalam menganalisa dan menginterprestasikan.

Kaizen(suatu perubahan yang berkala dalam bahasa jepang) menekankan bahwa tahap pemrosesan dalam perusahaan harusnya disempurnakan agar hasil dapat meningkat,sehingga dapat disimpulkan bahwa filsafat ini mngutamakan Proses.Dalam Kaizen dipercaya bahwa Proses yang baik akan memberikan hasil yang baik pula.Salah satu langkah awal penerapan kaizen adalah menjalankan Plan-Do-Check-Act (PDCA) untuk menjamin terlaksananya kesinambungan Kaizen.Siklus tersebut terdiri atas:
1.       Plan (Rencana) yaitu penetapan target untuk perbaikan dan perumusan rencana tindakan guna mencapi target yang sudah dirncanakan
2.       Do (Lakukan) yaitu pelaksanaan dari rencana yang telah dirumuskan
3.       Check (Periksa) yaitu kegiatan pemeriksaan segala prosedur yang telah dijalankan guna memastikannya agar tetap berjalan sesuai rencana sekaligus kemajuan yang telah ditempuh.
4.       Act (Tindakan) yaitu menindaklanjuti ketiga langkah tersebut sekaligus membuat keputusan guna menghindari terjadinya kembali masalah yang sama atau menetapkan sasaran baru bagi perbaikan berikutnya.

Siklus PDCA ini berputar terus menerus dengan diselingi oleh Standardize-Do-Check-Act(SDCA) diantaranya.Dalam langkah Standar(Standarize)pada siklus ini,segala prosedur baru yang telah diputuskan pada langkah tindak dalam siklus PDCA sebelumnya disahkan menjadi pedoman yang wajib dipenuhi.SDCA fokus pada kegiatan pemeliharaan,sedangkan PDCA lebih mengacu pada perbaikan.



SUMBER:

Tipe-Tipe dan Jenis-Jenis Pengawasan

A.Tipe-Tipe dalam Pengawasan
Dalam pengawasan menurut winardi (2000)terbagi menjadi 3 tipe atas dasar fokus aktivitas pengawasan.yaitu antara lain:
1.Pengawasan Pendahuluan (Preliminary Control)
            Prosedur-prosedur pengawasan pendahuluan mencakup semua upaya manajerial guna memperbesar hasil aktual akan berdekatan hasilnya dibanding dengan hasil yang diperkirakan/rencanakan.Dipandang dari sudut prespektif,kebijaksanaan merupakan pedoman dimasa yang akan datang.Merumuskan kebijakan-kebijakan termasuk dalam fungsi perencanaan sedang tindakan implementasi kebijakan merupakan bagian dari fungsi pengawasan.
            Pengawasan Pendahuluan Meliputi:
1.Pengawasan pendahuluan sumber daya manusia
2.Pengawasan pendahuluan Modal
3.Pengawasan pendahuluan Bahan-bahan
4.Pengawasan pendahuluan sumber daya finansial

2.Pengawasan Pada Saat Kerja Berlangsung (Cocurent Control)
            Adalah merupakan tindakan yang biasa dilakukan oleh supervisor yang mengarahkan pekerjaan bawahannya.Direction berhubung dengan tindakan para manager untuk berupaya:
1.      Mengajarkan para bawahan bagaimana cara yang baik untuk menerapkan metode atau standart kerja(SOP)
2.      Mengawasi pekerjaan harus disesuaikan dengan standart yang ada,supaya hasil yang diharapkan sesuai dengan cita-cita
Proses pengawasan ini tidak hanya meliputi cara apa yang dipakai atau dikomuniksikan namun juga sikap perorangan memberikan penyerahannya.

3.Pengawasan Feed Back (Feed Back Control)
            Ciri khas dari metode  pengawasan ini adalah feed back(umpan balik) adalah dipusatkan pada hasil historikal sebagai landasan untuk mengoreksi tujuan yang akan datang.Sejumlah pengawasan feed back banyak dilakukan oleh dunia bisnis.
1.      Analisa laporan keuangan (Financial Statement Analysis)
2.      Analisa Biaya standard (Standard Cost Analysis)
3.      Pengawasan Kualitas (Quality Control)
4.      Evaluasi hasil pekerjaan pekerja/karyawan(Employe Perfomance Evaluation)

B.Jenis-jenis Pengawasan
            Dalam pengawasan juga terdapat beberapa jenisnya yaitu antara lain:
1.Pengawasan Melekat
            Yaitu serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai pengendalian secara terus-menerus yang dilakukan oleh atasan langsung terhadap bawahanya,secara prefentif atau represif agar pelaksanaan tugas bawahan tersebut berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rancangan kegiatan dan peraturan yang sudah berlaku.
2.Pengawasan Fungsional
            Yaitu merupakan pengawasan yang dilakukan oleh aparat atau pejabat yang tugas pokoknya khusus membantu pimpinan untuk menyelesaikan tugasnya masing-masing,pengawasan fungsional biasanya bersifat internal.Aparat pengawasan fungsioanal dalam suatu instansi disebut Satuan Pengawas Internal(SPI).SPI hanya membantu pimpinan agar dapat melakukan manajemenya, melakukan pengawasan melekat dan pengendalian dengan baik.SPI tidak berwenang mengambil tindakan sendiri,harus koordinasi dengan pimpinanya terlebih dulu.
3.Pengawasan Teknis Fungsioanal
            Yaitu disetiap instansi berkewajiban untuk melakukan pengawasan agar kebijakan-kebijakan negara sesuai dengan bidang tugas pokoknya masing-masing,ditaati oleh semua masyarakat dan aparatur pemerintahan(tak terkecuali).Pengawasan ini merupakan konsekuensi dari pelaksanaan dasar fungsionalisasi dan merupakan fungsi lini atau operasional dari instansi tersebut.Pengawasan teknis fungsional berarti pengawasan yang ditujukan kepada semua aparatur pemerintah dan masyarakat.
4.Pengawasan Legislatif
            Yaitu penawasan yang sering disebut dengan pengawasan politik,merupakan fungsi yang dimiliki parlemen disamping fungsi legislasi dan budgeting.Pengawasan legislatif ditujukan pada pengawasan terhadap UUD 1945,Hukum dan peraturan pelaksanaanya yang termanifestasikan pada hak interpelasi,hak angket,dan hak menyatakan pendapat.
5.Pengawasan Masyarakat
            Yaitu disebut dengan kontrol sosial merupakan pengawasan yang dilakukan masyarakat sendiri terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
6.Pengawasan Yudikatif
            Yaitu Pengawasan salah satu fungsi dari Mahkamah Agung untuk mengawasi peraturan di bawah UU,sedangkan Mahkamah Konstitusi berwenang secara formal untuk menguji UU terhadap UUD 1945.

Dengan adanya pengawasan memungkinkan suatu perjalanan sikap seseorang atau lembaga dimungkinkan lebih teratur dan sesuai dengan kaidah yang ada.Semoga tulisan tentang Tipe dan Jenis pengawasan ini dapat menambah pengetahuan tantang pengawasan.


Sumber:

Sabtu, 07 Januari 2012

Tugas Pengawas

PENGAWASAN
Pengawasan adalah suatu bentuk sifat mengawasi aktifitas pekerjaan atau perlakuan terhadap apa yang sedang dilakukan untuk menghasilkan tujuan dan keinginan yang dicapai.Biasanya banyak diberlakukan di suatu usaha atau sekelompok.Hal ini memang perlu diberlakukan pada suatu kegiatan untuk mengontrol semua kegiatan yang dilakukan.seperti contoh yang biasa dilakukan oleh pimpinan mengawasi karyawan dalam pekerjaan.Pengawasan tidak hanya mengawasi pekerjaan atau tindakan kepada suatu masalah namun segala hal lingkup yang ada didalam suatu lembaga usaha.
Sedikit tentang pengawasan,saya sekarang bekerja di suatu perusahaan dan memegang peranan sebai seorang supervisor yaitu biasanya saya dipanggil pengawas.Definisi pekerjaan supervisor atau pengawas yang saya kerjakan yakni:
1.Bertanggung jawab atas semua karyawan yang ada di perusahaan
2.Bertanggung jawab atas semua properti/barang yang ada
3.Bertanggung jawab atas kualitas dan kuantitas barang yang di pasarkan diperusahaan
4.Bertanggung jawab atas laporan keuangan diperusahaan saat pergantian jam kerja karyawan
5.Membuat jadwal tugas karyawan
6.Membuat laporan  bulanan kepada atasan
7.Melakukan pengecekan terhadap barang yang datang ke perusahaan,apakah barang tersebut sesuai dengan standart yang telah ditentukan.Hal ini sangat vital karna menyangkut kualitas terhadap barang tersebut karena barang ini akan dipasarkan dimasyarakat luas.
8.Melakukan planing stok kepada suplier,hal ini harus sesuai perhitungan dengan stok yang masih ada.Agar menjaga kestabilan barang yang keluar dan masuk ke perusahaan
9.Menangani keluhan dari konsumen,Biasanya hal ini perlu pembicaraan dan pebjelasan yang benar dan sekonkrit mungkin agar konsumen mengerti jawaban apa yan dibutuhkannya.
Bertanggung jawab atas pekerjaan itu merupakan hal yang harus dilakukan,karna semua itu menyangkut banyak orang.


SUMBER:

Jumat, 06 Januari 2012

MANNAJEMEN KONFLIK

Sebelum kita membahas tentang manejemen konflik itu apa gamblangnya baiknya kita cari dulu ni apa arti manajemen dan konflik itu.ok kita bahas dulu dari manajemen,yakni sebuah pengaturan dari sebuah organisasi atau usaha,sedang konflik yaitu suatu kondisi yang tidak sesuai dengan kehendak atau keinginan yang diinginkan.Ada beberapa tokoh menyebutkan tentang arti konflik itu sendiri:
Menurut Nardjana (1994) Konflik adalah akibat situasi dimana keinginan atau kehendak yang bebeda atau berlawanan antara satu dengan yang lain,sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu.
Menurut Kilman dan Thomas (1978) Konflik adalah merupakan kondisi terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai,baik yang ada dalam individu maupun dalam hubungan dengan oranglain.Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi atau strees yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja (wijoyo,1993,p.4)
Menurut Stoner Konflik Organisasi adalah mencakup ketidaksepakatan soal alokasi sumberdaya yang langka atau perselisihan soal tujuan,status,nilai,presepsi,atau kepribadian.(wahyudi,2006:17)
Daniel Webster mendefinisikan konflik sebagai:
1.Persaingan atau pertentangan antara pihak-pihak yang tidak cocok satu sama lain
2.Keadan atau perilaku yang bertentangan (Pickering,2001)


Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik.Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi(termasuk tingkah laku)dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan(interests) dan interprestasi.Bagi pihak luar (diluar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik.Hal ini karena komunikasi efektif diantara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.
Menurut Ross(1993)bahwa manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang mengambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan kearah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan,hal positif,kreatif,bermufakat,atau agresif.Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan diri sendiri,kerjasama dalam memecahkan masalah(dengan tanpa bantuan pihak ketiga)atau pengambilan keputusan oleh pihak ketiga.Suatu pendekatan yang berorientasi pada proses manajemen konflik menunjuk pada pola komunikasi(termasuk perilaku)para pelaku dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentiangan dan penafsiran terhadap konflik.

Ciri-ciri konflik menurut Wijono (1993-37) adalah:
1.stidaknya ada dua pihak baik perorangan maupun kelompok yang terlibat dalam suatu interaksi yang berbeda.
2.Paling tidak timbul pertentangan antara dua pihak untuk melakukan tujuan.memainkan peran dan ambigus
3. Munculnya interaksi yang seringkali ditandai oleh gejala-gejala yang direncanakan untuk saling meniadakan,mengurangi,dan menekan terhadap pihak lain agar dapat memperoleh keuntungan saperti status,jabatan,tanggung jawab,pemenuhan berbagai kebutuhan fisik:sandang pangan,materi,kesejahteraan,atau tunjangan tertentu.
4.Munculnya tindakan saling berhadap-hadapan sebagai akibat pertentangan yang berlarut-larut.
5.Munculnya ketidakseimbangan akibat dari usaha masing-masing pihak yang terkait dengan status,kedudukan,pangkat,golongan,dan lainnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi konflik
Ada 2 faktor yang mempengaruhi konflik yakni intern dan ekstern.faktor intern adalah:
1.kemantapan organisasi
Organisasi yang mantap lebih bisa menyesuaikan diri sehingga meminimalisir konflik
2.sistem nilai
Sekumpulan batasan yang meliputi landasan maksud dan cara berinterksi suatu organisasi
3.Tujuan
Tujuan dapat menjadi dasar tingkah laku suatu organisasi
4.Sistem lain dalam organisasi
Seperti sistem komunikasi,sistem kepemimpinan,sistem pengambilan keputusan,sistem imbalan dan lain-lain

Faktor Eksternnya adalah:
1.Keterbatasan sumber daya
Kelangkaan suatu hal yang dapat menumbuhkan persaingan dan seterusnya dapat berakhir menjadi konflik
2.Kekaburan aturan/norma di masyarakat
Hal ini memperbesar peluang perbedaan persepsi dan pola bertindak.
3. Derajat ketergantungan dengan pihak lain
Semakin tergantung suatu pihak dengan pihak lain semakin mudah konflik terjadi.
4.Pola interaksi dengan pihak lain
Pola yang bebas memudahkan pemamparan dengan nilai-nilai lain sedangkan pola tertutup menimbulkan sikap kabur dan kesulitan penyesuaian diri.

Penanganan konflik
Untuk menangani konflik dengan efektif,kita harus mengetahui kemampuan diri sendiri dan juga pihak-pihak yang mempunyai konflik.Ada beberapa cara untuk menangani konflik antara lain:
1.Intropeksi diri
Bagaimana kita bisa mengadapi konflik?Gaya apa yang biasanya digunakan?Apa saja yang menjadi dasar dan persepsi kita.Hal ini penting untuk dilakukan sehingga kita dapat mengukur kekuatan kita.
2.Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat
Sangat penting bagi kita untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat.Kita dapat mengidentifikasi kepentingan apa saja yang mereka miliki,bagaimana nilai dan sikap mereka atas konflik tersebut dan apa perasaan mereka atas terjadinya konflik.Kesempatan kita untuk sukses dalam menangani konflik semakin besar jika kita melihat konflik yang terjadi dari semua sudut pandang.
3.Identifikasi sumber konflik
Seperti dituliskan diatas,konflik tidak muncul begitu saja.Sumber konflik sebaiknya dapat teridentifikasi sehinggan sasaran penanganannya lebih terarah kepada sebab konflik.
4.Mengetahui pilihan penyelesaian atau penanganan konflik yang ada dan memilih yang tepat.


SUMBER:
                

Senin, 02 Januari 2012

Mengembangkan organisasi dengan berbagai perubahan

Perubahan dan pengembangan Organisasi
Manager senantiasa mengantisipasi perubahan-perubahan dalam lingkungan yang mensyaratkan penyesuaian-penyesuaian disain organisasi diwaktu yang akan datang.perubahan-perubahan dalam lingkungan organisasi dapat disebabkan oleh kekuatan internal dan kekuatan eksternal.Berbagai kekuatan eksternal dapat menekan organisasi untuk mengubah tujuan,struktur dan operasinya.Sedangkan perubahan dari faktor seperti tujuan,kebijakan manager,sikap karyawan,strategi dan teknologi baru juga dapat merubah organisasi.


Kekuatan-Kekuatan Penyebab Perubahan
Kekuatan-Kekuatan Eksternal
Perubahan organisasi terjadi karena adanya perubahan-perubahan dalam berbagai variable eksternal seperti system politik, ekonomi, teknologi, pasar, dan nilai-nilai. Kenaikan biaya dan kelangkaan berbagai SDA, keamanan karyawan dan peraturan-peraturan anti polusi, boikot pelanggan adalah beberapa contoh factor-faktor lingkungan yang merubah kehidupan orang baik sebagai karyawan maupun langgganan dalam tahun-tahun terakhir. Berbagai kekuatan eksternal dari kemajuan teknologi sampai kegiatan-kegiatan persaingan dan perubahan pola kehidupan, dapat menekan organisasi untuk mengubah tujuan, struktur dan metode operasinya.

Kekuatan-Kekuatan Internal
Kekuatan-kekuatan pengubah internal merupakan hasil dari factor-faktor seperti tujuan, strategi, kebijaksanaan manajerial dan teknologi baru serta sikap dan perilaku para karyawan. Sikap dan ketidak puasan karyawan seperti ditunjukkan dalam tingkat perputaran atau pemogokan, dapat menyebabkan berbagai perubahan dalam kebijaksanaan dan praktek manajemen


Cara Penanganan Perubahan
Cara menangani perubahan organisasi memerlukan pendekatan. Cara pertama adalah konsep perubahan reaktif dan yang kedua program perubahan yang direncanakan ( Planed Cange )
Pada cara pertama biayanya murah dan sederhana serta ditangani secara cepat, di mana manajer akan memberikan reaksi setelah masalah terjadi. Misalnya bila peraturan pemerintah baru mensyaratkan perusahaan untuk mempunyai perlindungan terhadap kebakaran mungkin manajer membeli alat-alat kebakaran.
Pendekatan yang kedua atau juga disebut proses produktif, thomas dan Bennis mendefinisikan perubahan yang direncanakan sebagai perencanaan dan implementasi inovasi struktural, kebijaksanaan secara sengaja. Pendekatan ini tepat bila keseluruhan atau sebagaian besar satuan organisasi menyiapkan diri untuk menyesuaikan dengan perubahan.


Penolakan terhadap perubahan
Tidak banyak individu atau organisasi yang menyukai perubahan.Namun perubahan tersebut tidak bisa dihindari tetapi harus dihadapi.Banyak masalah yang bisa terjadi ketika perubahan itu akan dilakukan.Masalah yang paling sering menonjol adalah penolakan atas perubahan itu sendiri (resistance to change).Penolakan bisa lebih jelas terlihat (eksplisit) dan segera,misalkan mengajukan protes,ancaman mogok dan demonstrasi.Penlakan yang terlihat (Implisit) dan lambat laun,misalkan Loyalitas terhadap organisasi berkurang,Motivasi kerja turun,kesalahan kerja meningkat.


PROSES PENGELOLAAN PERUBAHAN
Proses pengelolaan perubahan harus mencakup dua gagasan dasar untuk mencapai efektifitas organisasi. Pertama ada restribusi kekuasaan dalam struktur organisasi, kedua restribusi ini dihasilkan dari proses perubahan yang bersifat pengembangan.

Tahap-tahap proses perubahan :
1. Tekanan dan desakan
Proses ini dimulai ketika manajemen puncak mulai merasa adanya kebutuhan atau tekanan akan perubahan. Misalnya ada perubahan penjualan, penurunan produktivitas dan sebagainya.
2. Intervensi dan reorientasi
Digunakan untuk merumuskan masalah dan memulai proses dengan membuat para anggota organisasi memusatkan perhatiannya pada masalah tersebut. Pihak-pihak luar sering digunakan, juga staff internal yang dipandang ahli serta dapat dipercaya sebagai konsultan atau pengantar perubahan.
3. Diagnosa dan pengenalan masalah
Informasi dikumpulkan dan dianalisa mana yang penting dan mana yang tidak penting.
4. Penemuan dan komitmen pada penyelesaian
Pengantar perubahan mencoba menyelesaikan masalah-masalah yang diketemukan dan masuk akal dengan menghindari metode-metode lama yang sama. Bawahan didorong dan diajak untuk berpartisipasi, sehingga mereka lebih terikat pada serangkaian kegiatan.
5. Percobaan dan hasil
Pada tahap keempat diuji dalam program-program yang berskala kecil dan hasilnya dianalisa.
6. Pungutan dan penerimaan
Setelah diuji dan sesuai dengan keinginan, harus diterima secara sukarela dan harus menjadi sumber penguatan dan menimbulkan keterikatan pada perubahan.


BERBAGAI PENDEKATAN PERUBAHAN ORGANISASI
Harold J. Leavitt menyatakan bahwa organisasi dapat diubah melalui pengubahan struktur, teknologi dan atau orang-orangnya.
1. Pendekatan struktur
Pengubahan struktur organisasi menyangkut modifikasi dan pengaturan sistem internal, seperti acuan kerja, ukuran dan komposisi kelompok kerja, sistem komunikasi, hubungan-hubungan tanggung jawab atau wewenang. Pendekatan struktural dibagi menjadi tiga kelompok yang terdiri dari :
v Melalui aplikasi prinsip-prinsip perancangan organisai klasik. Pendekatan ini berusaha untuk memperbaiki penciptaan pembagian kerja yang tepat dari tanggung jawab jabatan para anggota organisasi, pengubahan rentang manajemen, deskripsi jabatan dan sebagainya.
v Melalui desentralisasi. Hal ini didasarkan pada penciptaan satuan-satuan organisasi yang lebih kecil dan dapat berdiri sendiri dan memutuskan perhatian pada kegiatan yang berorientasi tinggi. Hasilnya perbaikan prestasi kerja.
v Melalui modifikasi aliran kerja dalam organisasi. Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa aliran kerja dan pengelompokan keahlian yang tepat akan berakibat kenaikan produktifitas secara langsung dan cenderung memperbaiki semangat dan kepuasan kerja.

2. Pendekatan teknologi
Untuk mremperbaiki prestasi F.W. Taylor dan pengikutnya mencoba menganalisa dan memperbaiki interaksi-interaksi pada karyawan dan mesin-mesin untuk meningkatkan efisiensi sehubungan dengan perubahan teknologi adakalanya perubahan yang dilakukan ternyata sering tidak cocok dengan struktur organisasi.
Hal ini dapat menciptakan ketidak senangan dan pemutusan hubungan diantara para anggota organisasi akibanya terjadi penurunan produktifitas lebih banyak kecelakaan dan tingkat perputaran karyawan yang tinggi.
Penggabungan pendekatan struktural dan pendekatan teknologi (teknostruktural) bermaksud memperbaiki prestasi melalui perubahan berbagai aspek, baik struktur organisasi maupun teknologinya, contohnya pengenalan teknologi baru yang diikuti pengorganisasian kembali bagian-bagian menjadi lebih kecil.

3. Pendekatan orang
Pendekatan orang bermaksud untuk mengubah secara langsung perilaku karyawan melalui pemusatan pada keterampilan sikap, prsepsi dan pengharapan mereka, sehingga dapat melaksanakan tugas dengan efektif.


KONSEP PENGEMBANGAN ORGANISASI
Definisi yang dikemukakan oleh Wendel Fench dan Cecil Bell tentang pengembangan organisasi adalah suatu usaha jangka panjang untuk memperbaiki proses-proses pemecahan masalah dan perubahan organisasi, terutama melalui manajemen budaya organisasi yang lebih efektif dan kolaborasi dengan tekanan khusus pada budaya tim-tim kerja formal, dengan bantuan pengantar perubahan, katalisator dan penggunaan teori dan teknologi ilmiah keperlilakuan terapan, mencakup riset kegiatan.
Melalui proses pembaharuan, manajer dapat menyesuaikan gaya dan tujuan pemecahan masalah untuk memenuhi berbagai permintaan pengubahan lingkungan organisasi. Salah satu tujuan pengembangan organisasi adalah untuk memperbaiki proses pembaharuan organisasi itu sendiri.
Manajemen kolaburatif artinya menajemen melalui partisipasi bawahan dan pembagian kekuasaan, dan bukan melalui perubahan wewenang secara hirarkis.

GRID OD
Salah satu teknik pengembangan organisasi adalah Grid OD yang didasarkan atas kisi-kisi manajerial. R. Blake dan J. Mouton mengidentifikasikan berbagai kombinasi perhatian terhadap produk dan orang. Enam tahap yang perlu diperhatikan dari program Grid OD, yaitu :

1. Latihan
Para manajer kunci mempelajari konsep-konsep grid dan menerapkan dalam seminar panjang. Mereka menilai gaya manajerial mereka sendiri dan bekerja pada perbaikan keterampilan seperti pengembangan tim, pemecahan masalah kelompok dan komunikasi. Setelah instruksi cocok maka mengimplementasikan program grid diseluruh organisasi.

2. Pengembangan tim
Pusat perhatiannya pada perbaikan hubungan baik manajer dengan bawahan maupun efektivitas tim.

3. Pengembangan antar kelompok
Memusatkan pada hubungan antara kelompok-kelompok kerja organisasi untuk memperbaiki koordinasi dan kerjasama.

4. Penetapan tujuan organisasi
Manajer puncak menciptakan model organisasi yang ideal dengan menetapkan tujuan-tujuan yang telah diuji, dan dirumuskan bersama-sama dengan para manajer dan bawahan di seluruh organisasi.

5. Pencapaian tujuan
Para anggota organisasi berusaha membuat model realitas yang ideal. Setiap satuan organisasi dan memeriksa tentang bagaimana kegiatan-kegiatan yang seharusnya dijalankan agar hasilnya lebih baik dan bila perlu mengoreksi kegiatan.

6. Stabilitas
Dari semua tahap hasil-hasilnya dievaluasi untuk menemukan bidang-bidang organisasi mana yang masih membutuhkan perbaikan atau perubahan. Stabilitas harus tetap dilakukan terhadap perubahan-perubahan yang positif dan mengidentifikasikan bidang-bidang kesempatan baru bagi organisasi.

Berbagai kondisi keberhasilan program pengembangan organisasi
1. Pengenalan bahwa organisasi mempunyai banyak masalah.
2. Penggunaan ahli keperilakuan dari luar sebagai konsultan.
3. Dukungan dan keterlibatan top manajer.
4. Keterlibatan para pemimpin kelompok kegiatan.
5. Pencapaian sukses awal dengan usaha pengembangan organisasi.
6. Pendidikan bagi anggota tentang pengembangan organisasi.
7. Penghargaan terhadap kekuatan-kekuatan manajer.
8. Keterlibatan manajer departemen personalia.
9. Pengembangan sumber daya organisasi internal.
10. Manajemen efektif program pengembangan organisasi.
11. Pengukuran hasil


Sumber:

http://wisu28.wordpress.com/2010/05/09/perubahan-dan-pengembangan-organisasi/
http://windsaga.blogspot.com/2010/12/pengarahan-dan-pengembangan-organisasi_7127.htm
http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id/file/2010/04/manajemen-perubahan-organisasi.ppt
http://rnurinaramadhani.blogspot.com/2011/01/perubahan-dan-pengembangan-organisasi_09.html